Matchadreamy

Pengalaman Naik Bus dari Singapura ke Malaysia

Fitri Apriyani
Fitri Apriyani
Kenapa harus naik bus dari Singapura ke Malaysia? Kenapa enggak! Ada beberapa alasan yang membuat saya yakin memilih transportasi ini. Namun, apakah worth it?

Setelah seremoni wisuda kelulusan suami dengan gelar masternya, saya langsung mengusulkan liburan sebagai reward atas segala “pengorbanan” yang sudah kami lalui demi pendidikan ini: kurangnya waktu bersama, begadang, liburan yang tertunda, dan lain sebagainya.

Kami memilih ke Singapura dan Malaysia karena jaraknya yang tidak teralu jauh cocok dengan jatah cuti suami yang terbatas, selain juga memang sesuai dengan budget kami sih, hehehe.

Sebenarnya ide menyebrang ke Malaysia setelah mengunjungi Singapura adalah murni ide saya. Alasannya ya mumpung di Singapura, kenapa gak sekalian mampir ke Malaysia? Sekalian capek, sekalian ngabisin cuti. Suami manut.

Akhirnya diputuskan untuk ke Malaysia dengan naik bus dari Singapura.

Kenapa Harus Naik Bus?

Kenapa enggak? Haha! Tapi alasan pertama tentu saja, jika dibandingkan dengan naik pesawat, tiket naik bus jauh lebih murah. Lagipula membayangkan kembali lagi ke Changi Airport yang jaraknya lumayan jauh dari hotel, bikin saya yakin ogah naik pesawat ke Malaysia.

Bagaimana dengan naik kereta? Naik kereta juga pilihan yang gak terlalu buruk, namun saat saya menonton video Youtube tentang pergi ke Malaysia dari Singapura dengan kereta, menurut saya agak ribet, karena kami harus ke stasiun kereta, lalu tiba di Stasiun Johor Baru (kalau saya tidak salah), sambil geret-geret koper naik bus lagi untuk ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Akhirnya fix, saya ingin naik bus aja. Pertanyaan selanjutnya: naik bus apa? Perusahaan bus mana yang recommended di antara banyaknya pilihan?

Setelah menganalisa sana sini dari beberapa review, saya yakin memilih bus Aeroline dengan rute Singapura – Malaysia. Lebih tepatnya dari HarbourFront, Singapura ke Kuala Lumpur City Central, Malaysia.

Cara Pesan Tiket Bus Aeroline dari Singapura ke Malaysia

  1. Kunjungi situs resme Aeroline: https://www.aeroline.com.my/
  2. Register dan isi profil diri, lalu masuk ke halaman utama (Home).
  3. Klik “Book Online”

cara pesan tiket bus dari Singapura ke Malaysia

4. Pilih “Coach”, lalu pilih rute bus (SIN-KUL), pilih jumlah penumpang, kemudian klik “Search”

cara pesan tiket bus dari Singapura ke Malaysia

5. Pilih jadwal keberangkatan bus yang diinginkan, lalu klik “Continue”.

cara pesan tiket bus dari Singapura ke Malaysia

6. Pilih cara pembayaran, lalu klik “Confirm and Proceed to Payment”. Note: pilihan pembayaran satu-satunya untuk non-WN Malaysia adalah Credit Card.

Tapi bagaimana jika gak punya CC seperti saya? Tenang, kamu bisa gunakan akun Bank Jago atau bank lain yang bisa digunakan untuk pembayaran internasional.

cara pesan tiket bus dari Singapura ke Malaysia

Note: bagi kamu yang vegetarian, bisa memilih menu makan malam vegetarian friendly di halaman form ini. Tepatnya di bagian pertanyaan “How many meals would you like to change to vegetarian?”

7. Masukkan kode yang tertera lalu klik “Pay Online”

8. Masukkan data-data yang berhubungan dengan akun bank kamu (nama, nomer kartu, dll).

Jika kamu tidak memiliki kartu fisik Bank Jago, kamu bisa melihat di aplikasinya. Terakhir klik “Pay”.

9. Nantinya di aplikasi Bank Jago akan ada notifikasi bahwa ada permintaan pembayaran dari Aeroline senilai sekian.

Kamu tinggal konfirmasi dengan memasukkan PIN. Jika sudah selesai, secara otomatis akan ada email pemberitahuan dari Aeroline dengan memberikan barcode yang kita gunakan sebagai tiket bus.

Kisah Perjalanan Naik Bus dari Singapura ke Malaysia

Dari Hotel ke Pool Bus

Titik keberangkatan bus di Singapura adalah di HarbourFront. Sebelum hari keberangkatan, kami sering melihat jurusan ini di stasiun-stasiun MRT Singapura, jadi waktu itu kami merasa pede, “ohh..berarti besok kita tinggal naik MRT dari sini, pilih yang jurusan HarbourFront”.

Malangnya, ternyata letak HarbourFront itu lumayan jauh dari stasiun MRT terdekat dari hotel kami di area Bencoolen.

Tadinya kami pikir hanya beda dua atau tiga stasiun saja, ternyata ada sekitar sepuluh stasiun yang harus dilewatin. Waduh duh duh!

Sebenarnya wajar sih. Soalnya HarbourFront itu kan pelabuhan, pasti lokasinya di ujung wilayah Singapura, dekat dengan laut dan jembatan penyebrangan menuju ke Malaysia.

Untungnya kami berangkat lebih awal, kira-kira dua jam sebelumnya.

Stasiun MRT HarbourFront | commons.wikimedia.org

Tapi “cobaan” tidak berhenti di situ, saat turun di stasiun HarbourFront, yang ternyata ada di dalam mall, kami bingung harus ke mana.

Kami sempat menghabiskan waktu lumayan lama untuk muter-muter mall sambil geret-geret koper mencari di mana sebenarnya titik kumpul bus Aeroline.

Sempat bertanya ke OB yang ada di sana, tapi jawabannya malah ngaco. Waktu itu juga kami tidak menemukan meja information center.

Kami pun sempat menuju pintu keluar yang menuju ke tempat parkir dan ke lobi depan, tetap gak nemu.

Saya sempat panik mengingat waktu keberangkatan tinggal sebentar lagi.

Kami ngide ke area ujung mall, sepertinya di sana lokasi orang-orang yang ingin menyebrang ke Batam dengan menggunakan kapal feri.

Akhirnya ada karyawan berseragam yang sedang membantu seseorang menggunakan mesin ATM, kami hampiri dan kami tanya.

Kali ini kami mencoba strategi baru–supaya tidak salah paham–dengan menunjukkan alamat yang tertera di email Aeroline.

Dijawabnya kalau itu ada di lantai 2. Kami langsung bergegas ke lantai dua walaupun agak bingung, kenapa ke lantai 2? Apa busnya ada di lantai 2?

Dalam waktu singkat kami menemukan tulisan “Aeroline”. Ternyata oh ternyata itu adalah alamat kantornya. Oalah!

Jadi, pertama-tama penumpang berkumpul dulu di kantornya.

Aeroline center | Credit: urbanistwanderer.com

Petugas front desk menginformasikan kalau bus kami mengalami keterlambatan karena hujan, jadi kami diminta menunggu. Saya langsung berucap lega, “Alhamdulillah…”

Tidak lama, petugas front desk berujar bahwa bus sudah tiba dan kami dipersilakan menuju parkiran bus yang ada di lantai G dengan menggunakan lift.

Menurutku wajar sih kalau daritadi kami gak nemu-nemu busnya, karena memang titik lokasinya agak di ujung mall ini, dan kami belum sampai mencari-cari ke titik tersebut. Kalau pun misal ketemu, busnya pun belum tiba. Jadi clueless banget tadi, haha.

Saat menghampiri bus, kami langsung menunjukkan barcode tiket kami ke kondektur Aeroline yang bertugas.

Walaupun saya sebut kondektur, beliau adalah seorang wanita berhijab yang saya rasa WN Malaysia.

Namun, kakak ini (saya sebut “kak” bukan “mbak” karena dia bukan orang Jawa, hihi) menggunakan English dalam berkomunikasi.

Kami kemudian dipersilakan meletakkan koper di bagasi bus. Setiap penumpang diperbolehkan membawa satu koper ya.

Tapi tenang, tidak ada sesi timbang-timbang berat koper seperti naik pesawat kok.

Pak supirnya turun tangan langsung membantu menyusun koper-koper penumpang di bagasi.

Perjalanan dari Singapura ke Malaysia

Sebelum berangkat, kakak kondektur mengingatkan penumpang untuk mengisi form imigrasi negara Malaysia, yaitu Malaysia Digital Arrival Card (MDAC).

Keberangkatan bus hanya delay beberapa menit. Setelah loading, bus langsung memulai perjalanan di sekitar jam 17.00.

Dalam perjalanan kami sempat melihat kantor pusat Grab di Singapura. Saya baru ingat kalau Grab memang perusahaan asli asal Singapura.

Tidak lama setelah meninggalkan HarbourPoint, kami sampai di kantor imigrasi Singapura.

Semua penumpang diminta untuk turun guna melakukan prosedur checkout dengan membawa passport masing-masing.

Proses ini kira-kira hanya memakan waktu 15 menit.

Lanjut, bus kami melewati jembatan penyebrangan yang menghubungi antara Singapura dan Malaysia.

Tadinya saya pikir jembatan ini sangat panjang, namun ternyata hanya butuh sekitar lima belas sampai dua puluh menit untuk sampai ke Malaysia.

Sekitar dua kilometer menginjak tanah melayu, kami sudah diminta turun lagi oleh kondektur untuk checkin di kantor imigrasi Malaysia.

Kali ini prosesnya agak ribet karena kami diwajibkan membawa serta semua barang bawaan, termasuk koper, backpack, dan handbag.

Tak seperti di Singapura yang proses imigrasinya menggunakan mesin, di sini kami berhadapan dengan petugas imigrasi Malaysia, dan passport kami juga dapat stempel imigrasi negara Malaysia.

Urusan imigrasi sudah kelar, saatnya kami menuju perjalanan yang selanjutnya.

Review Bus Aeroline Rute Singapura – Malaysia

Bus Aeroline yang kami naiki tipenya double decker. Kami dapat duduk di lantai atas. Sejujurnya saya lupa apakah saya yang pilih tempat duduk di atas saat pesan tiket atau bukan, hahaha.

Tapi saya malah bersyukur karena dengan duduk di lantai atas, angle pemandangan jadi terlihat lebih luas.

Formasi kursinya 2-1 dengan jenis kursi yang super empuk dan nyaman. Jarak antar kursinya lega dan leg rest-nya lumayan luas dan gak bikin kaki pegal.

Yang juga saya suka adalah bentuk jendelanya yang luas tanpa ada sekat. Pemandangan jadi bisa jelas terlihat.

Saya dan suami tentu saja duduk di kursi formasi 2-2, dan saya seperti biasa memilih kursi di samping jendela, hehe.

Setiap penumpang mendapatkan satu buah selimut dan satu botol air mineral.

Tepat di depan kami ada monitor untuk mengakses entertainment, terutama movies dan TV series. 

Kakak kondektur menawarkan penumpang satu per satu apakah mau pinjam headset untuk menonton film.

Waktu itu saya jawab enggak, karena gak ngudeng sama pertanyaannya wkwk (suaranya kecil banget!).

Tapi saya tidak terlalu menyesal sih, karena mikir “apa gunanya traveling kalau mata kita masih terpaku ke layar?”.

Jelas saya lebih memilih menikmati perjalanan dengan melihat pemandangan keluar jendela.

Namun untuk yang bosesnan, sah-sah aja memanfaatkan fasilitas ini.

Saya sempat menoleh ke penumpang di sebelah kiri, mereka menonton film Knives Out, which means fasilitas ini memang benar-benar bisa diakses, alias bukan sekedar pajangan.

Hari mulai gelap. Kakak kondektur mulai berkeliling menawarkan minuman hangat: teh, kopi, atau hot chocolate. 

Saya pilih teh, sedangkan suami memilih kopi. Pas banget menemani cuaca gerimis di luar sana.

Sekitar pukul 20.00 makan malam diantarkan kepada masing-masing penumpang. Menu makan malamnya adalah nasi goreng dengan lauk chicken teriyaki, dan tumis sayur.

Menurtku makanannya lumayan enak, tapi agak keasinan, but that’s okay. Kalau soal porsi, cukup-cukup aja—tapi mungkin kurang kenyang bagi yang biasa makan dalam porsi besar.

Selesai makan, lampu di dalam bus dimatikan. Beberapa penumpang, termasuk suami saya, mulai tidur dengan di bawah selimut masing-masing.

Saya? Mana bisa! Hiks. Meski sudah ngantuk, tetap saja tubuh saya menolak untuk tidur.

Alhasil, saya harus pasrah melototin tiap jengkal lanskap yang disajikan di luar jendela sepanjang perjalanan, dari yang awalnya berupa hutan-hutan hingga gedung-gedung di Kuala Lumpur.

Bus sempat berhenti di rest area. Di sana kami sempat turun untuk ke toilet dan membeli buah.

Lucunya, sang penjual buah yang merupakan kakak-kakak perempuan WN Malaysia, langsung bisa menebak kalau saya berasal dari Indonesia. Katanya dia tahu karena logat saya yang Indonesia banget. 

Dia terlihat amaze bisa ketemu WNI di rest area, dan bertanya dari kota mana asal saya, dan kami sempat mengobrol sebentar.

Perjalanan dari Singapura (HarbourFront) ke Kuala Lumpur, Malaysia memakan waktu sekitar tujuh jam (dari pukul 17.00 s.d. 23.00).

Hello, Malaysia!

Sekitar pukul 23.00, akhirnya kami tiba juga di Kuala Lumpur, Malaysia. Senangnya saat melihat kemegahan Twin Tower Petronas dengan kilauan lampu di malam hari.

Saat melintas, dari jendela bus saya melihat beberapa orang ramai berkumpul di sekitarnya meski malam sudah larut.

Bus berhenti tepat di halte bus di depan Hotel Corus, Kuala Lumpur.

Saat itu hari sudah hampir tengah malam, badan pun sudah sangat lelah, untungnya hotel kami bersebelahan dengan Hotel Corus, sehingga tidak perlu pusing memikirkan naik taksi untuk menuju hotel.

(Nantikan review hotel kami selama di Malaysia soon di blog ini :D)

Penutup

Terlepas dari cobaan yang kami hadapi, secara keseluruhan saya puas telah memilih bus Aeroline untuk perjalanan dari Singapura ke Malaysia.

Meski lelah dan mengantuk, saya merasa senang dengan merasakan lagi sensasi traveling–ketidaknyamanan, jauh dari rumah, tantangan-tantangannya, dlsb.

Bagi kamu yang ingin mencoba naik bus dari Singapura ke Malaysia, menurut saya sangat worth it dicoba. Apalagi dengan menggunakan bus senayaman Aeroline dengan segala fasilitasnya yang nyaman.

Yang paling penting jadwal keberangkatannya yang tepat waktu, sangat penting untuk traveler.

Terima kasih sudah membaca! 😀

About The Author

Fitri Apriyani

You may also like