Matchadreamy

Menulis Sebagai Sarana Aktualisasi Diri Seorang Ibu Rumah Tangga

Fitri Apriyani
Fitri Apriyani
Kamu ingat teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow? Menurutnya, aktualisasi diri adalah puncak kebutuhan manusia. Bagaimana dengan menulis sebagai sarana aktualisasi diri?

Mungkin terdengar aneh, tapi menjadi full time IRT sudah menjadi keinginan saya sejak kuliah. Dan keinginan itu terwujud sekitar setahun silam, saat saya memutuskan untuk resign dari kantor saya sebelumnya. Kini saya memilih menulis sebagai sarana aktualisasi diri.

Karena pada masa-masa vakum dari dunia kerja ini, saya justru merasa sangat enjoy dengan peran baru saya sebagai ibu rumah tangga penuh waktu.

Saya yang sebelumnya adalah working wife, kini saya sudah tidak perlu lagi repot keluar rumah untuk ke kantor dan baru pulang ke rumah setelah pukul 5 sore.

Kini saya lebih punya banyak waktu untuk mencoba dan belajar hal-hal baru yang sebelumnya tidak bisa saya lakukan karena keterbatasan waktu dan energi.

Bagi saya, menjadi full time IRT bukan berarti proses belajar dan mengembangkan diri berhenti begitu saja.

Ibu Rumah Tangga menurut saya juga harus tetap terus menggali potensi dalam dirinya. Memanfaatkan ilmu, pengetahuan, dan kemampuan yang ia punya untuk meraih atau menjadi apa yang ia inginkan. Beraktualisasi diri.

Apa itu Aktualisasi Diri?

Secara teori aktualisasi atau self actualization adalah keinginan seseorang untuk menggunakan semua kemampuan dirinya untuk mencapai apapun yang mereka mau dan bisa dilakukan.

Beberapa psikolog lain mengartikan bahwa aktualisasi diri adalah kemampuan seseorang untuk menjadi versi terbaik dari dirinya.

Aktualisasi diri dapat dikatakan sebagai puncak kematangan dan kedewasaan seseorang ketika ia mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki, namun juga mengetahui batasan atau kekurangan yang ada pada dirinya.

Baca Juga : 5 Cara Menemukan Ide Menulis

Aktualisasi Diri Bagian dari Kebutuhan Manusia

Kamu mungkin masih ingat tentang teori Hierarchy of Needs atau Hierarki Kebutuhan milik Abraham Maslow yang menjelaskan tentang lima kebutuhan manusia.

Kelima kebutuhan manusia tersebut disusun oleh Maslow dalam bentuk piramida, yang letak susunannya yaitu sebagai berikut:

piramida-kebutuhan-maslow

Piramida Hierarki Kebutuhan Maslow | guruakuntansi.co.id

Maslow menjelaskan kebutuhan dasar manusia itu adalah kebutuhan fisiologis, seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan.

Setelah kebutuhan ini terpenuhi, maka manusia akan mengejar tingkat kebutuhan di atasnya yaitu kebutuhan akan keamanan.

Begitu seterusnya hingga manusia sampai pada kebutuhan tingkat tinggi, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri.

Suatu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan potensi yang dimilikinya kepada orang lain. Melibatkan keinginan yang terus menerus untuk menyalurkan potensi.

Nah, pada tahap ini, seseorang mengembangkan secara maksimal segala potensi yang dimilikinya.

Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sendiri sesuai dengan kemampuannya.

Maslow juga menggunakan istilah aktualisasi diri sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik.

aktualisasi-diri-menulisPentingnya Aktualisasi Diri

Aktualisasi dibutuhkan karena dari situ kamu akan tahu cara terbaik untuk memanfaatkan kemampuan yang ada pada diri, kemudian kamu dapat mengambil langkah untuk mencapai impianmu.

Kamu juga akan menemukan kebahagiaan tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri, tingkat kebutuhan paling atas menurut hierarki kebutuhan Maslow.

Menurut laman SehatQ, aktualisasi diri sangat erat hubungannya dengan kesehatan mental yang positif. Oleh karena itu, orang yang telah mencapai aktualisasi diri lebih senang mengejar kebahagiaan dan prestasi pribadi ketimbang menuruti nafsu dan tekanan sosial yang mengarah kepadanya.

Lantas, bagaimana dengan menulis?

Baca Juga : “Find What You Love!”, Quote Legend Steve Jobs

Menulis Sebagai Sarana Aktualisasi Diri

Menulis merupakan proses menuangkan ide di kepala dalam bentuk tulisan, dengan tujuan agar pembaca memahami apa yang hendak kita bagikan dalam tulisan tersebut.

Menulis selalu tidak semudah yang terlihat.

Di dalamnya terdapat proses panjang mulai dari menemukan ide, menyusun kerangka tulisan, hingga merangkai kata per kata, kalimat per kalimat agar menjadi kesatuan paragraf yang relevan.

Saat menulis tulisan ini pun prosesnya juga tidak mudah.

Maklum, saya penulis newbie, hehe.

Menurut saya, menulis merupakan sebuah sarana aktualisasi diri bagi siapa saja yang memiliki potensi di bidang ini. Serta kemudian mencurahkan semua kemampuannya dengan bersungguh-sungguh untuk menghasilkan tulisan yang bagus dan bermanfaat bagi orang lain.

Tidak hanya mengandalkan kemampuan, ia juga menulis sesuai dengan kemauan dari dirinya, tanpa ada paksaan, terbebas dari tekanan dan rasa takut.

Walaupun menulis mungkin merupakan proses yang melelahkan, namun terus dilakukan dengan sungguh-sungguh, bisa jadi itu merupakan kebutuhan aktualisasi diri.

Apalagi dalam menulis itu ada ilmunya, ada pula kode etiknya. Jadi bukan sekedar sebagai pelampiasan untuk dapat dikenal orang.

Ketika menulis tujuannya hanya sekedar meningkatkan “rating” nama bagi banyak orang, memperoleh keuntungan, dan tanpa makna, maka jangan berharap dapat mengakualisasi diri yang akan dikenal dan dikenang orang lain.

Karena kebutuhan aktualisasi diri hanya bisa dikejar jika kebutuhan akan pengharagaan, kebutuhan yang ada di bawahnya, telah diraih.

Sebaliknya menulis dengan dasar ilmu, pengetahuan, kode etik, nurani, sopan santun, ikhlas, tanpa mengharap penghargaan, dihargai atau tidak, yang penting adalah mengerahkan potensi diri untuk menghasilkan tulisan yang bagus dan bermanfaat, itulah bentuk aktualisasi diri yang sebenar-benarnya.

Baca Juga : Memulai dari Rumah Sejak Resign: Impian yang Terwujud

Kesimpulan

Meskipun pemilik teori ini, Abraham Maslow, menempatkan kebutuhan akan aktualisasi diri di puncak Hierarki Kebutuhan miliknya, namun beberapa pakar psikolodi berpendapat bahwa aktualisasi diri juga bisa dicapai meski kebutuhan-kebutuhan lain belum terpenuhi.

Saya sendiri merasa bahwa menulis adalah sarana aktualisasi bagi saya pribadi, walaupun kebutuhan di bawahnya, seperti kebutuhan akan penghargaan, belum terpenuhi.

Dengan menulis, saya dapat mengeluarkan potensi-potensi yang ada pada diri saya untuk menghasilkan tulisan terbaik yang bisa saya buat. Meskipun masih banyak kurangnya di mata orang lain.

Karena dapat menulis dengan bebas, tanpa tekanan dan terbebas dari keinginan untuk dipuji orang lain, saya merasa sangat bahagia dengan kegiatan saya menulis. Apalagi, semoga, tulisan saya ini bisa bermanfaat bagi orang lain.

Nah, apa yang kamu lakukan sebagai sarana aktualisasi?

About The Author

Fitri Apriyani

You may also like