Matchadreamy

Alasan Anda Ditolak!

Fitri Apriyani
Fitri Apriyani
Hayoo siapa yang sering beralasan ini itu saat tidak bisa mencapai suatu tujuan atau pencapaian? *acung tangan ngaku* Tulisan ini sebagai ajakan untuk berani bilang ke diri sendiri, "Alasan anda ditolak!" dan mulai bergerak untuk berubah.
Hayo siapa di sini yang sering alasan ini-itu saat gagal mencapai sesuatu target? *acung tangan*
Hand photo created by wayhomestudio – www.freepik.com

Alasan Anda Ditolak ini merupakan Repost postingan di blog pribadi lama saya fiapriyani.blogspot.com yang mana sudah tidak aktif lagi. Dipost pada tahun 2013, dengan judul Objection Overruled, namun saya rasa isinya masih relevan untuk saat ini. Check it out! 🙂

——————————————————————————————————————–

Belakangan jadi sering keinget sama lagu boyband asal Inggris, Blue, yang berjudul All rise terutama pas lirik “I’m telling you now, objection overruled” yang dinyanyiin oleh salah satu personilnya, Lee Ryan.

Objection overruled itu sendiri merupakan istilah di persidangan yang merupakan pernyataan dari hakim yang tidak setuju dengan protes resmi yang diajukan selama di persidangan.

Loh? Terus apa hubungannya dengan lagu All rise?

Nah, di lagu tersebut kurang lebih menceritakan tentang kisah cinta yang sedang bermasalah, kemudian mereka seperti sedang men-sidang pacar-pacar mereka atas kesalahannya. Kemudian muncul lah pernyataan ‘objection overruled’ yang berarti keberatan/alasan pacar-pacar mereka atas tuntutan mereka di ‘sidang’ tersebut ditolak. Hehe, lucu kan?

Tapi bukan itu sebenernya yang ingin saya bahas di sini. Objection Overruled yang saya maksud lebih luas lagi, yaitu mencakup dalam kehidupan kita sehari-hari, di mana kita seringkali mengungkapkan alasan-alasan tertentu atas kegagalan kita mencapai suatu kondisi yang ideal.

Dalam Beribadah

Contoh perkara ibadah adalah solat lima waktu yang merupakan kewajiban bagi semua muslim. Tapi selalu ada saja yang alasan yang dilontarkan oleh beberapa orang sebagai excuse untuk tidak solat. Yang paling sering kita dengar adalah alasan ‘tidak sempat’. Padahal jika kita memang benar-benar niat untuk solat, tentu kita bisa saja mengakali kesibukan kita untuk menyempatkan waktu untuk solat. Jika kita terus beralasan ‘tidak sempat’ mau sampai kapan? Apa sampai kita tidak sibuk lagi yaitu saat kita sudah masuk liang lahat? 🙁

Atau alasan-alasan lainnya seperti nanti saja kalau sudah tua, sekarang masih muda seneng-seneng aja dulu dan lain sebagainya. Alasan anda ditolak! Objection overruled! Allah sudah memberi kita nikmat yang banyak sekali dalam 24 jam, sulitkah bagi kita meluangkan waktu barang beberapa menit untuk beribadah kepada-Nya?

Dalam Berhijab

Permisalan yang kedua adalah tentang berhijab. Sudah sangat umum jika ajakan atau nasihat untuk berhijab dijawab dengan :

“Nanti saja kalau sudah dapat hidayah dari Allah” atau “Aku mau hijab-in hatiku dulu, baru kepalaku”

Saya sangat sedih dengan jawaban ini, tapi saya juga tidak bisa memaksa mereka untuk berhijab. Berhijab adalah kewajiban setiap muslimah. Allah telah memerintahkan muslimah untuk menutup auratnya dengan berhijab dalam Al-Quran dan Rasulullah SAW pun telah mengajarkannya. Lagipula menurutku jika hidayah tidak akan datang jika ditunggu. Ia hanya akan datang jika kita mencarinya. Dengan cara banyak membaca Al-Quran, membaca buku, atau bertanya dengan teman yang lebih paham. Allah tentu akan menilai usaha kita untuk mencari hidayah tersebut, dan tentu Allah akan memberinya kepada kita.

Seperti yang para ustadz pernah sampaikan bahwa mendapat hidayah bukan dengan hanya berdiam diri dan melakukan perkara yang sia-sia. Allah yang Maha Mengetahui apakah kita menginginkan hidayah itu atau tidak. Jangan sampai kita merugi dengan terus beralasan ‘hidayah’ yang tak kunjung datang hingga Allah memanggil kita. 

Baca Juga : Find What You Love, Quote Legend dari Steve Jobs

Dalam Prestasi Akademik

Last but not least, yaitu pengalaman pribadi saya sendiri itu mengenai belajar. Keseharian saya dipenuhi kesibukan kuliah dan mengajar. Jika dirata-ratakan setiap hari saya kuliah dari pagi sampai siang, setelah itu saya lanjut mengajar bimbel sampai malam hari kira-kira jam 9 malam. Hampir tidak ada jeda dan waktu istirahat kecuali untuk solat. Untuk urusan makan pun saya kadang sambil mengajar. Dan seperti hampir tidak ada waktu bagi saya untuk belajar tiap harinya. Beruntung, ada adik saya yang menggantikan saya mengajar atau shift-shift-an selama saja ada kelas di siang atau sore hari. Waktu luang bagi saya adalah hari Sabtu di mana saya mengajar hanya sampai pukul 5 sore dan hari Minggu yang full libur kuliah dan mengajar. 

Saya jadi terbesit untuk menggunakan istilah objection overruled atau ‘alasan anda ditolak’ ini untuk diri saya sendiri. Yang berarti saya tidak boleh menjadikan kesibukan mengajar yang mengambil hampir setengah rutinitas saya, sebagai alasan untuk tidak berprestasi di bidang akademik saya. Saya tidak mau semangat belajar saya jadi kendur karena kecapekan ngajar. Saya juga tidak mau berlasan ‘ah gue kan kuliah sambil ngajar, wajar dong kalau nilai gue pas-pasan’. Jika terlintas hal seperti itu saya langsung sadarkan diri saya sendiri “Objection overruled!”, “Gak ada alasan!”. Kan masih ada hari Sabtu dan Minggu buat belajar dan ngerjain tugas. Masih ada malam yang panjang untuk mengulang pelajaran.

Dan Dalam Hal Lainnya

Objection overruled ini juga bisa diterapkan dalam hal lain di dalam kehidupan. Ibarat sebuah persidangan, kita seharusnya dapat ‘melawan’ diri kita sendiri atas alasan-alasan yang melemahkan tersebut agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Jadi buat teman-teman pembaca, ayo lakukan kewajiban tanpa tapi dan nanti. Semoga kita bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan kita bukan termasuk orang-orang merugi. See you on next post ya.. 🙂

About The Author

Fitri Apriyani

You may also like